
Kulit
Kulit berfungsi mengeksresi keringat manausia. Teba kulit manusia adalah sekita 0,01 cm – 0,5 cm untuk orang dewasa.
Faktro yang mempengaruhi produksi keringat :
• Aktivitas tubuh
• Suhu tubuh
• Suhu lingkungan
• Makanan
• Kondisi kesehatan
• Keadaan emosi
Komposisi keringat manusia :
• NaCl
• Sisa metabolisme sel
• Urea
• Asam
Bagian – bagian kulit :
• Epidermis
Epidermis tersusun atas lapisan tanduk dan lapisan Malpighi. Lapisan korneum merupakan lapisan kulit mati, yang dapat mengelupas dan digantikan oleh sel-sel baru. Lapisan Malpighi terdiri atas lapisan spinosum dan lapisan germinativum. Lapisan spinosum berfungsi menahan gesekan dari luar. Lapisan germinativum mengandung sel-sel yang aktif membelah diri, mengantikan lapisan sel-sel pada lapisan korneum. Lapisan Malpighi mengandung pigmen melanin yang memberi warna pada kulit
• Dermis
Lapisan ini mengandung pembuluh darah, akar rambut, ujung syaraf, kelenjar keringat, dan kelenjar minyak. Kelenjar keringat menghasilkan keringat. Banyaknya keringat yang dikeluarkan dapat mencapai 2.000 ml setiap hai, tergantung pada kebutuhan tubuh dan pengaturan suhu. Keringat mengandung air, garam, dan urea. Fungsi lain sebagai alat ekskresi adalh sebgai organ penerima rangsang, pelindung terhadap kerusakan fisik, penyinaran, dan bibit penyakit, serta untuk pengaturan suhu tubuh.
Pada suhu lingkunga tinggi (panas), kelenjar keringat menjadi aktif dan pembuluh kapiler di kulit melebar. Melebarnya pembuluh kapiler akan memudahkan proses pembuangan air dan sisa metabolisme. Aktifnya kelenjar keringat mengakibatkan keluarnya keringat ke permukaan kulit dengan cara penguapan. Penguapan mengakibatkan suhu di permukaan kulit turun sehingga kita tidak merasakan panas lagi. Sebaliknya, saat suhu lingkungan rendah, kelenjar keringat tidak aktid dan pembuluh kapiler di kulit menyempit. Pada keadaan ini darah tidak membuang sisa metabolisme dan air, akibatnya penguapan sangat berkurang, sehingga suhu tubuh tetap dan tubuh tida mengalami kendinginan. Keluarnya keringat dikontrol oleh hipotamulus.
Kulit berfungsi mengeksresi keringat manausia. Teba kulit manusia adalah sekita 0,01 cm – 0,5 cm untuk orang dewasa.
Faktro yang mempengaruhi produksi keringat :
• Aktivitas tubuh
• Suhu tubuh
• Suhu lingkungan
• Makanan
• Kondisi kesehatan
• Keadaan emosi
Komposisi keringat manusia :
• NaCl
• Sisa metabolisme sel
• Urea
• Asam
Bagian – bagian kulit :
• Epidermis
Epidermis tersusun atas lapisan tanduk dan lapisan Malpighi. Lapisan korneum merupakan lapisan kulit mati, yang dapat mengelupas dan digantikan oleh sel-sel baru. Lapisan Malpighi terdiri atas lapisan spinosum dan lapisan germinativum. Lapisan spinosum berfungsi menahan gesekan dari luar. Lapisan germinativum mengandung sel-sel yang aktif membelah diri, mengantikan lapisan sel-sel pada lapisan korneum. Lapisan Malpighi mengandung pigmen melanin yang memberi warna pada kulit
• Dermis
Lapisan ini mengandung pembuluh darah, akar rambut, ujung syaraf, kelenjar keringat, dan kelenjar minyak. Kelenjar keringat menghasilkan keringat. Banyaknya keringat yang dikeluarkan dapat mencapai 2.000 ml setiap hai, tergantung pada kebutuhan tubuh dan pengaturan suhu. Keringat mengandung air, garam, dan urea. Fungsi lain sebagai alat ekskresi adalh sebgai organ penerima rangsang, pelindung terhadap kerusakan fisik, penyinaran, dan bibit penyakit, serta untuk pengaturan suhu tubuh.
Pada suhu lingkunga tinggi (panas), kelenjar keringat menjadi aktif dan pembuluh kapiler di kulit melebar. Melebarnya pembuluh kapiler akan memudahkan proses pembuangan air dan sisa metabolisme. Aktifnya kelenjar keringat mengakibatkan keluarnya keringat ke permukaan kulit dengan cara penguapan. Penguapan mengakibatkan suhu di permukaan kulit turun sehingga kita tidak merasakan panas lagi. Sebaliknya, saat suhu lingkungan rendah, kelenjar keringat tidak aktid dan pembuluh kapiler di kulit menyempit. Pada keadaan ini darah tidak membuang sisa metabolisme dan air, akibatnya penguapan sangat berkurang, sehingga suhu tubuh tetap dan tubuh tida mengalami kendinginan. Keluarnya keringat dikontrol oleh hipotamulus.
PROSES PEMBENTUKAN URINE
proses pembentukan urine. Proses pembentukan urine meliputi 3 tahap
yaitu :
1. Tahap penyaringan (filtrasi)
2. Tahap penyerapan kembali
(reabsorpsi)
3. Tahap pengeluaran zat (augmentasi) a. Tahap penyaringan
(filtrasi). Tahap filtrasi terjadi di badan Malpighi yang di dalamnya
terdapat glomerulus yang dikelilingi sangat dekat oleh kapsula Bowman .
Proses filtrasi: Ketika darah yang mengandung air, garam, gula, urea dan
zat-zat lain serta sel-sel darah dan molekul protein masuk ke
glomerulus, tekanan darah menjadi tinggi sehingga mendorong air dan
komponen-komponen yang tidak dapat larut, melewati pori-pori endotelium
kapiler glomerulus, kecuali sel-sel darah dan molekul protein. Kemudian
menuju membran dasar dan melewati lempeng filtrasi, masuk ke dalam ruang
kapsula Bowman. Hasil filtrasi dari glomerulus dan kapsula Bowman
disebut filtrat glomerulus atau urine primer. Urine primer ini
mengandung: air, protein, glukosa, asam amino, urea dan ion anorganik.
Glukosa, ion anorganik dan asam amino masih diperlukan tubuh. b. Tahap
penyerapan kembali (reabsorpsi). Filtrat glomerulus atau urine primer
mengalami tahap reabsorpsi yang terjadi di dalam tubulus kontortus
proksimal, dan lengkung Henle. Proses tahap ini dilakukan oleh sel-sel
epitelium di seluruh tubulusginjal. Banyaknya zat yang direabsorpsi
tergantung kebutuhan tubuh saat itu. Zat-zat yang direabsorpsi antara
lain adalah: glukosa, asam amino, ion-ion Na+, K+, Ca, 2+, Cl-, HCO3-,
dan HbO42-, sedangkan kadar urea menjadi lebih tinggi. Proses
reabsorpsi, mula-mula urine primer masuk dari glomerulus ke tubulus
kontortus proksimal, kemudian mulai direabsorpsi hingga mencapai
lengkung Henle. Zat-zat yang direabsorpsi di sepanjang tubulus ini
adalah glukosa, ion Na+, air, dan ion Cl-. Setiba di lengkung Henle,
volume filtrat telah berkurang. Hasil tahap reabsorpsi ini dinamakan
urine sekunder atau filtrat tubulus. Kandungan urine sekunder adalah
air, garam, urea, dan pigmen empedu yang berfungsi memberi warna dan bau
pada urine. Urine sekunder masuk ke dalam tubulus kontortus distal dan
terjadi lagi penyerapan zat-zat yang tidak digunakan dan kelebihan air
diserap sehingga terbentuk urine. c. Tahap Pengeluaran (Augmentasi).
Urine sekunder dari tubulus kontortus distal akan turun menuju saluran
pengumpul (tubulus kolektivas). Dari tubulus kolektivas, urine dibawa ke
pelvis renalis, lalu ke ureter menuju kantung kemih (vesika urinaria)
PH URIN
Pemeriksaan sedimen urine memperlihatkan adanya erytrosit atau sel
darah merah,leukosit atau sel darah putih,adanya kristal,epitel,bakteri
maupun jamur.
Lalu apa pentingnya pemeriksaan urine lengkap ini?Kondisi apa saja yang
perlu dilakukan pemeriksaan ini? Bagaimana ‘membaca’ hasil pemeriksaan
ini? Ayo kita berselancar membahas urine ini.
Kita mulai saja dengan pemeriksaan umum urine,disini pemeriksa akan
melihat warna urine apakah merah yang menandakan adanya darah, berwarna
seperti teh seperti pada kasus kelainan hati atau kehijauan akibat
mengkonsumsi obat-obat tertentu.Setelah melihat warna urine,pemeriksa
akan memeriksa berat jenis urine, harga normal berat jenis urine ini
adalah 1,005-1,030. Berat jenis yang menurun terjadi pada kasus-kasus
yang membuat urine lebih encer, seperti overload cairan, hipotermi
(penurunan suhu tubuh) dan penyakit diabetes insipidus.
Sedangkan berat jenis yang meningkat dapat terjadi pada kondisi yang
membuat urine lebih pekat, seperti dehidrasi, demam, luka bakar dan
gangguan ginjal.pH urine juga diperiksa,normalnya pH urine berkisar
antara 5-8. Urine yang asam dapat terjadi pada kasus acidosis, diabetes
yang tidak terkontrol, diare, kelaparan, dehidrasi, penyakit pernafasan
seperti kasus sesak nafas.
Sedangkan pada kondisi infeksi saluran kencing karena kuman proteus,
obstruksi pyloric, keracunan salisilat (aspirin), gagal ginjal kronik
dan penyakit ginjal lainnya, membuat urine lebih basa dari pH normal
urine yang berkisar antara 5-8. Setelah memeriksa hal diatas,
pemeriksaan selanjutnya adalah melihat adanya bahan-bahan hasil
metabolisme tubuh. Protein adalah bahan yang dibutuhkan tubuh,sehingga
tidak boleh dibuang dalam urine. Apabila terdapat protein dalam urine
maka patut dicurigai ada masalah dengan organ yang bertugas menyeleksi
keluarnya protein ini yaitu ginjal (selengkapnya bisa dibaca artikel
saya tentang mikroalbuminuria). Meskipun begitu kondisi panas tinggi dan
dehidrasi berat juga dapat memberikan protein urine yang positif.
Selanjutnya pemeriksaan urine ini akan mendeteksi adanya nitrite dalam
urine. Berbeda dengan protein, nitrite ini lebih mengarah pada adanya
infeksi karena kuman akan merubah nitrat dalam urine menjadi nitrit.
Produk metabolisme tubuh lainnya yang diperiksa adalah adanya biliribun
dan urobilinogen. Kedua bahan ini adalah produk dari liver atau hati,
salah satu fungsinya adalah memberi warna kuning pada urine. Kadarnya
dalam urine akan meningkat sehingga urine tampak seperti teh. Kondisi
ini dapat terjadi pada kasus gangguan hati seperti hepatitis, tumor hati
dan gangguan di sistem empedu.
Kita lanjutkan bagaimana membaca tes urine lengkap ini. Kita sudah
mengetahui bahwa pemeriksaan urine ini penting untuk mengetahui penyakit
saluran kemih dan penyakit-penyakit yang berhubungan dengan metabolisme
tubuh. Selanjutnya yang diperiksa dalam pemeriksaan urine adalah
pemeriksaan reduksi urine, pemeriksaan ini dulu sering dilakukan sebagai
pertanda adanya gula di dalam urine, apabila positif menunjukkan adanya
kadar gula dalam tubuh seseorang. Kelemahannya adalah pemeriksaan ini
tidak menggambarkan kadar gula dalam darah,sehingga saat ini tidak dapat
dijadikan dasar penegakan diagnosis kencing manis. Kita lanjutkan
dengan pemeriksaan lainnya, Dalam keadaan normal tidak didapatkan
adanya darah didalam urine, adanya darah (erytrosit) dalam urine mungkin
akibat perdarahan di saluran kencing(adanya batu,tumor yang
berdarah,infeksi saluran kencing,ginjal yg kekurangan darah/infark) atau
pada wanita yang sedang haid akibat kontaminasi, itulah sebabnya
pemeriksaan urine ini tidak disarankan untuk wanita yang sedang haid.
Lekosit adalah tentaranya tubuh kita, apabila ada infeksi atau luka di
saluran kencing,maka jumlah lekosit akan meningkat, leukosit juga akan
meningkat akibat kontaminan misalnya akibat keputihan. Secara normal
kadar lekosit dalam urine adalah 0-5 per lapangan pandang bila dilihat
dengan mukroskop. Setelah mencari adanya darah dan leukosit, yang kita
cari adalah adanya silinder. Silinder adalah endapan protein yang
terbentuk didalam tubulus ginjal,adanya silinder ini menunjukkan adanya
penyakit yang serius dari ginjal misalnya radang pada ginjal.
Kristal dalam urine tidak selalu berhubungan dengan adanya batu di
saluran kemih, kristal merupakan hasil metabolisme normal dari tubuh.
Jenis makanan, kecepatan metabolisme dan kepekatan urin serta banyaknya
makanan yang dikonsumsi akan mempengaruhi adanya kristal dalam urine.
Epitel ibarat batu bata di dinding saluran kemih kita, jumlahnya akan
meningkat apabila didapatkan adanya infeksi,radang dan batu saluran
kemih. Bahan terakhir yang diperiksa dari urine lengkap ini adalah
adanya benda-benda keton (keton bodies). Benda ini terdiri dari
aseton,asam asetoasetat dan asam 13-hidroksibutirat. Puasa yang
lama,diabetes mellitus (kencing manis) dan gangguan metabolisme lemak
akan meningkatkan jumlah benda keton dalam urine.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Eliminasi Urine
| 1. Diet dan Asupan (intake) Jumlah dan tipe makanan merupakan faiKtcw utama yang memengaruhi output urine (jumlah urine). Protein dapat menentukan jumlah urine yang dibentuk. Selain itu, juga dapat meningkatkan pembentukan urine. | |||||||
2. Respons Keinginan Awal untuk Berkemih
Kebiasaan mengabaikan keinginan awal untuk berkemih dapat menyebabkan urine banyak tertahan di dalam urinaria sehingga memengaruhi ukuran vesika urinaria dan jumlah urine.
3. Gaya Hidup
Perubahan gaya hidup dapat memengaruhi pemenuhan kebutuhan eliminasi dalam kaitannya terhadap tersedianva fasilitas toilet.
4. Stres Psikologis
Meningkatnya stres dapat mengakibatkan meningkatnya frekuensi keinginan berkemih. Hal ini karena meningkatnya sensitivitas untuk keinginan berkemih dan jumlah urine yang diproduksi.
5. Tingkat Aktivitas
Eliminasi urine membutuhkan tonus otot vesika urinaria yang baik untuk fungsi sfingter. Hilangnya tonus otot vesika urinaria menyebabkan kemampuan pengontrolan berkemih menurun dan kemampuan tonus otot didapatkan dengan beraktivitas.
6. Tingkat Perkembangan
Tingkat pertumbuhan dan perkembangan juga dapat memengaruhi pola berkemih. I-Ial tersebut dapat ditemukan pada anak, yang lebih memiliki mengalami kesulitan untuk mengontrol buang air kecil. Namun dengan usia kemampuan dalam mengontrol buang airkecil
7. Kondisi Penyakit
Kondisi penyakit dapat memengaruhi produksi urine, seperti diabetes melitus.
8. Sosiokultural
Budaya dapat memengaruhi pemenuhan kebutuhan eliminasi urine, seperti adanya kultur pada masyarakat tertentu yang meaarang untuk buang air kecil di tempat tertentu.
9. Kebiasaan Seseorang
Seseorang yang memiliki kebiasaan berkemih di mengalamikesulitan untuk berkemih dengan melalui urineal/pot urine bila dalam keadaan sakit.
10. Tonus Otot
Tonus otot yang memiliki peran penting dalam membantu proses berkemih adalah otioti kandung kemih, otot abdomen dan pelvis. Ketiganya sangat berperan dalam kontraksi pengontirolan pengeluaran urine.
11. Pembedahan
Efek pembedahan dapat menye;babkan penurunan pemberian obat anestesi menurunkan filtrasi glomerulus yang dapat jumlah produksi urine karena dampak dari
Kebiasaan mengabaikan keinginan awal untuk berkemih dapat menyebabkan urine banyak tertahan di dalam urinaria sehingga memengaruhi ukuran vesika urinaria dan jumlah urine.
3. Gaya Hidup
Perubahan gaya hidup dapat memengaruhi pemenuhan kebutuhan eliminasi dalam kaitannya terhadap tersedianva fasilitas toilet.
4. Stres Psikologis
Meningkatnya stres dapat mengakibatkan meningkatnya frekuensi keinginan berkemih. Hal ini karena meningkatnya sensitivitas untuk keinginan berkemih dan jumlah urine yang diproduksi.
5. Tingkat Aktivitas
Eliminasi urine membutuhkan tonus otot vesika urinaria yang baik untuk fungsi sfingter. Hilangnya tonus otot vesika urinaria menyebabkan kemampuan pengontrolan berkemih menurun dan kemampuan tonus otot didapatkan dengan beraktivitas.
6. Tingkat Perkembangan
Tingkat pertumbuhan dan perkembangan juga dapat memengaruhi pola berkemih. I-Ial tersebut dapat ditemukan pada anak, yang lebih memiliki mengalami kesulitan untuk mengontrol buang air kecil. Namun dengan usia kemampuan dalam mengontrol buang airkecil
7. Kondisi Penyakit
Kondisi penyakit dapat memengaruhi produksi urine, seperti diabetes melitus.
8. Sosiokultural
Budaya dapat memengaruhi pemenuhan kebutuhan eliminasi urine, seperti adanya kultur pada masyarakat tertentu yang meaarang untuk buang air kecil di tempat tertentu.
9. Kebiasaan Seseorang
Seseorang yang memiliki kebiasaan berkemih di mengalamikesulitan untuk berkemih dengan melalui urineal/pot urine bila dalam keadaan sakit.
10. Tonus Otot
Tonus otot yang memiliki peran penting dalam membantu proses berkemih adalah otioti kandung kemih, otot abdomen dan pelvis. Ketiganya sangat berperan dalam kontraksi pengontirolan pengeluaran urine.
11. Pembedahan
Efek pembedahan dapat menye;babkan penurunan pemberian obat anestesi menurunkan filtrasi glomerulus yang dapat jumlah produksi urine karena dampak dari
12. Pengobatan
Pemberian tindakan pengobatan dapat berdampak pada terjadinya peningkatan atau penurunan proses perkemihan. Misalnya pemberian diure;tik dapat meningkatkan jumlah urine, se;dangkan pemberian obat antikolinergik dan antihipertensi dapat menyebabkan retensi urine.
Pemberian tindakan pengobatan dapat berdampak pada terjadinya peningkatan atau penurunan proses perkemihan. Misalnya pemberian diure;tik dapat meningkatkan jumlah urine, se;dangkan pemberian obat antikolinergik dan antihipertensi dapat menyebabkan retensi urine.
13. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan diagnostik ini juga dap'at memengaruhi kebutuhan eliminasi urine, khususnya prosedur-prosedur yang berhubungan dengan tindakan pemeriksaan saluran kemih seperti IVY (intra uenus pyelogram), yang dapat membatasi jumlah asupan sehingga mengurangi produksi urine. Se;lain itu tindakan sistoskopi dapat menimbulkan edema lokal pada uretra yang dapat mengganggu pengeluaran urine.
Kelainan dan Gangguan pada Ginjal
2. Albuminuria adalah urine mengandung albumin (protein darah). Hal ini dapat terjadi karena adanya kerusakan pada glomerulus sehingga proses filtrasi berlangsung tidak sempurna.
3. Diabetes insipidus : penyakit kekurangan hormon vasopresin atau hormon antidiuretik (ADH) yang mengakibatkan hilangnya kemampuan mereabsorpsi cairan. Akibatnya, penderita mengeluarkan urine berlimpah (bisa mencapai 20 liter).
4. Diabetes melitus ditandai oleh adanay glokusa dalam urine. Diabetes militus terjadi karena menurunnya hormon insulin yang dihasilkan pankreas.
5. Nefritis adalah suatu gangguan pada ginja karena infeksi bakteri Streptococcus sihingga mengakibatkan protein masuk ke dalam urine.
6. Batu ginjal adalah terbentuknya endapan dari garam kalsium dan penimbunan asam urat sehingga membentuk CaC03 (kalsium karbonat) pada ginjal maupun saluran ginjal atau kandung kemih. Kondisi ini dapat mengakibatkan kesulitan pengeluatan urine. Batu ginjal dapat dihilangkan dengan pembedahan (opersi). Selain itu batu ginjal juga dapat dipecahkan menggunakan sinar leser.
7. Gagal ginjal adalah ginjal tidak dapat berfungsi lagi sebagai organ ekresi. Kegagalan ginjal yang akut dapa menyebapkan perdarahan dan fungsi jantung terhenti secara tiba tiba. Untuk menggantikan fungsi ginjal, penderita mempunyai dua alternatif yaitu melalui pencangkokan ginjal atau cuci darah (dialisis),
Kelainan dan Penyakit pada Kulit
a. Skabies
Skabies disebut pula “seven-year itch”. Penyakit tersebut disebabkan oleh parasit insekta yang sangat kecil (Sarvoptes scabies) dan dapat menular pada orang lain.b. Eksim
Eksim adalah kelainan pada kulit karena kulit menjadi kering, kemerah-merahan, gatal, dan bersisik. Umumnya, gejala eksim yang terlihat adalah pembengkakan dan rasa gatal pada kulit.Penyebab eksim di antaranya adalah:
a) Alergi pada sabun, krim lotion, salep, atau logam tertentu.
b) Kelelahan.
c) Stres.
Secara umum, eksim memang tidak berbahaya, dalam arti tidak menyebabkan kematian dan tidak menular. Namun, eksim dapat menyebabkan rasa tidak nyaman dan amat mengganggu. Oleh karena itu, eksim perlu diobati dengan cara-cara sebagai berikut:
a) Jangan berganti-ganti sabun mandi. Gunakan sabun mandi yang lembut, tidak terlalu berbusa, dan tidak menghilangkan minyak alami tubuh.
b) Gunakan air bersih untuk mandi.
c) Gosok tubuh dengan handuk yang lembut dan bersih segera setelah mandi hingga permukaan kulit benarbenar kering.
d) Rajin mencuci tangan dengan sabun lalu bilas dan keringkan.
c. Jerawat
Jerawat merupakan gangguan umum yang bersifat kronis pada kelenjar minyak. Penyakit tersebut umumnya dialami anak-anak masa remaja. Jerawat biasanya menyerang bagian wajah, dada atas, dan punggung. Bekas jerawat dapat menimbulkan bopeng.Pemijitan jerawat secara tidak benar perlu anda hindari, sebab hal tersebut dapat menyebabkan infeksi. Cara pencegahan timbulnya jerawat yang paling mudah yaitu makan makanan yang seimbang, cukup tidur dan olah raga, serta rajin menjaga kebersihan kulit.
d. Biang keringat
Biang keringat dapat mengenai siapa saja; baik anak-anak, remaja, atau orang tua. Biang keringat terjadi karena kelenjar keringat tersumbat oleh sel-sel kulit mati yang tidak dapat terbuang secara sempurna. Keringat yang terperangkap tersebut menyebabkan timbulnya bintik-bintik kemerahan yang disertai gatal. Daki, debu, dan kosmetik juga dapat menyebabkan biang keringat.Orang yang tinggal di daerah tropis yang kelembapannya tidak terlalu tinggi, akan lebih mudah terkena biang keringat. Biasanya, anggota badan yang terkena biang keringat yaitu daki, leher, punggung, dan dada.
Agar anda tidak terkena biang keringat, aturlah ventilasi ruangan dengan baik. Selain itu, jangan berpakaian yang terlalu tebal dan ketat. Namun, jika anda sudah terlanjur terserang biang keringat, taburkan bedak di sekitar biang keringat. Apabila bintik-bintik biang keringat sudah mengeluarkan nanah, sebaiknya segera periksakan ke dokter.
e. Gangren
Gangren adalah kelainan pada kulit karena kematian sel-sel jaringan tubuh. Hal ini disebabkan oleh suplai darah yang buruk untuk bagian tubuh tertentu. Suplai darah yang buruk dapat disebabkan oleh penekanan pada pembuluh darah (misalnya, balutan yang terlalu ketat). Terkadang, gangren disebabkan oleh cedera langsung (gangren traumatik) atau infeksi.f. Biduran
Pernahkah anda menderita biduran? Apa yang menyebabkan biduran? Bagaimana ciri-ciri orang menderita biduran? Biduran disebabkan oleh udara dingin, alergi makanan, dan alergi bahan kimia. Biduran ditandai dengan timbulnya bentol-bentol yang tidak beraturan dan terasa gatal. Biduran dapat berlangsung beberapa jam dan dapat juga berlangsung berhari-hari. Jika penyakit ini disebabkan oleh alergi, maka cara pencegahannya adalah dengan menghindari bahan makanan dan produk kimia yang menyebabkan alergi. Pengobatan dapat dilakukan dengan menggunakan resep obat yang diberikan oleh dokter.g. Ringworm
Pernahkah anda mendengar tentang ringworm? Apa yang anda ketahui tentang ringworm? Ringworm adalah sejenis jamur yang menginfeksi kulit. Infeksi ini ditandai dengan timbulnya bercak lingkaran di kulit. Pencegahan penyakit ini dilakukan dengan menjaga agar kulit tetap kering dan tidak lembab. Pengobatannya dilakukan dengan mengkonsumsi obat anti jamur.h. Psoriasis
Psoriasis belum dapat disembuhkan secara total, tetapi pengobatan teratur dapat menekan gejala menjadi tidak nampak. Gejala yang ditimbulkannya adalah kulit kemerahan yang dapat terjadi di kulit kepala, sikut, punggung, dan lutut.Apa penyebab psoriasis? Penyebab pasti dari penyakit ini belum bisa ditentukan, tetapi hasil dari banyak penelitian penyakit ini disebabkan adanya gangguan pada sistem kekebalan tubuh. Ada dua tipe sel darah putih yang berperan dalam sistem kekebalan tubuh kita, yaitu sel limfosit T dan limfosit B. Pada psoriaris terjadi aktivasi limfosit T yang tidak normal di kulit. Ini menyebabkan kulit menjadi meradang secara berlebihan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar