Rabu, 24 September 2014


Syarat-syarat Pantun dan Cara Membuat Pantun dengan Mudah


Pantun adalah salah satu jenis puisi lama. Seperti puisi-puisi lainnya, pantun memiliki keindahan untuk didengarkan. Tentunya bukan hanya sekedar indah. Di balik keindahannya terdapat pesan penting yang ingin disampaikan kepada pendengar.
Dalam membuat pantun perlu memperhatikan beberapa syarat pantun. Syarat-syarat pantun yaitu:
1. Dalam satu bait terdiri dari empat baris
2. Dua baris pertama berupa sampiran
3. Dua beris terakhir berupa isi
4. Jumlah suku kata tiap baris antara 8-12 suku kata
5. Bersajak AB-AB
Dari syarat-syarat tersebut kita memulai membuat pantun dari mana dulu? Dari mana saja tentu boleh, tapi yang lebih mudah membuat pantun dimulai dari isi, yaitu dari baris tiga dan empat. Coba perhatikan penjelasan berikut!
Pertama, pikirkan sesuatu yang akan kamu pesankan/amanatkan!
Nah, di sini kamu bisa berpikir kira-kira pesan apa yang ingin kamu sampaikan? Bisa pesan tentang tentang rajin belajar agar pintar, menjaga kebersihan agar hidup sehat, rajin beribadah agar selamat kelak di akhirat, dan sebagainya.
Saya akan mengambil contoh pesan menjaga kebersihan agar hidup sehat. Sekarang coba pikirkan kira-kira pesan apa yang dapat kamu sampaikan? Misalkan seperti ini, “jagalah kebersihan lingkungan agar hidup selalu sehat”. Dari pesan tersebut bisa kita jadikan menjadi dua baris terakhir dalam pantun menjadi:
_________________________        (baris I)
_________________________        (baris II)
Jagalah kebersihan lingkungan       (baris III)
Agar hidup selalu sehat                   (baris IV)
Kedua, perhatikan bunyi akhir kedua baris tersebut!
Bunyi akhir baris ketiga adalah “an” dan baris keempat “at”. Selanjutnya, carilah kata-kata yang bunyi akhirnya sama dengan akhir bunyi baris ketiga dan keempat tersebut! Saya ambil contoh kata yang bunyi akhirnya “an” adalah hewan dan kata yang bunyi akhirnya “at” adalah Rahmat. Lalu buatlah kata-kata tersebut menjadi kalimat, yaitu untuk mengisi baris pertama dan kedua.
Contoh kalimat menggunakan kata hewan  : Jalan-jalan ke pasar hewan
Contoh kalimat menggunakan kata Rahmat : Jangan lupa mengajak Rahmat
Nah, sekarang semua kalimat sudah jadi, langkah terakhir tinggal menggabungkannya ke baris pertama dan kedua menjadi:
Jalan-jalan ke pasar hewan
Jangan lupa mengajak Rahmat
Jagalah kebersihan lingkungan
Agar hidup selalu sehat

MACAM MACAM PANTUN

Menulis Pantun

Di antara berbagai karya sastra lama Indonesia yang sangat terkenal
adalah pantun. Pada mulanya, pantun adalah senandung atau puisi rakyat
yang dinyanyikan. Bahkan sampai sekarang masih dinyanyikan, seperti
dalam acara perkawinan di Betawi. Dalam kesusastraan Indonesia, pantun
kali pertama muncul dalam "Sejarah Melayu" dan hikayat-hikayat populer
yang sezaman.
Dalam membuat sebuah pantun ada beberapa syarat yang harus
diperhatikan. Selain itu, dilihat dari isinya pantun itu juga ada bermacammacam.

1. Syarat-syarat Pantun
Dalam membuat atau menulis pantun, ada beberapa syarat yang harus
dipenuhi, yaitu:

a. tiap bait terdiri atas 4 baris,
b. tiap baris terdiri atas 8 – 12 kata,
c. bersajak a–b–a–b,
d. baris pertama dan kedua merupakan sampiran, dan
e. baris ketiga dan keempat merupakan isi
.
2. Macam-macam Pantun
Berdasarkan isinya, pantun dapat dibedakan menjadi beberapa macam,
1. Pantun Anak, terbagi menjadi 2 macam:
a. Pantun Bersuka Cita
»»Contoh:
Pelangi indah hiasi dunia
Jika memandang membuat tenang
Hatiku senang juga bahagia
Ibu datang ayahpun pulang

Elok rupanya kumbang jati
Dibawa itik pulang petang
Tidak berkata besar hati
Melihat ibu sudah datang

b. Pantun Berduka cita
»»Contoh:
Sungguh harum kayu cendana
Bila disimpan didalam rumah
Hati ini sungguh merana
Ditinggal ibu juga ayah

Besar buahnya pisang batu
Jatuh melayang selaranya
Saya ini anak piatu
Sanak saudara tak punya

 2. Pantun Muda, terbagi menjadi 4 macam: 
a. Pantun Perkenalan
»»Contoh:
Ayo belajar membaca cepat
Banyak membaca banyak ilmu
Bagaimana cara yang tepat
Agar dapat kenalan denganmu

Darimana hendak kemana
Dari udik hendak ke kota
Kalau boleh abang bertanya
Adik yang cantik siapa namanya

 b. Pantun Percintaan
»»Contoh:
Coba-coba menanam kentang
Kentang tumbuh seperti biji mata
Kucoba-coba menanam sayang
Siapa tau menjadi cinta

Diselingi makan bubur
Bangun pagi terbang tinggi
Kuakui dengan jujur
Kau lelaki pujaan hati

 c. Pantun Perpisahan
»»Contoh:
Pulau intan tampak diseberang
Tampak dibalik Pulau Wamena
Kini cintaku pergi menghilang
Kakanda pergi entah kemana

Nagasari cempaka biru
Bunga rampai didalam puan
Rasanya hati sangatlah rindu
Bilakan sampai kepada tuan

 d. Pantun Beribahat
i»»Contoh:
Uang seperak di dalam saku
Dalam saku berwujud kertas
Tidak kuasa menanggung rindu
Racun diminum barulah puas

3. Pantun Tua, terbagi menjadi 3 macam:
a. Pantun Nasihat
»»Contoh:
Tumbuhlah mumut dengan kemumu
Ambil penjolok tabung padat
Hidup kita tidak berilmu
Sesat jalan dunia akhirat

Ke pasar membeli pari
Tidak lupa juga membeli lokan
Janganlah engkau bersombong diri
Tak ada gunanya di hari kemudian

b. Pantun Agama
»»Contoh:
Asam kandis asam gelugur
Ketiga asam si riang-riang
Menangis mayat di pintu kubur
Mengenang badan tidak sembahyang

Jalan-jalan ke rumah teman
Di sana diberi ikan panggang
Taati selalu perintah Tuhan
Karena Tuhan Maha Penyayang

 c. Pantun Adat
»»Contoh:
Pisang emas dibawa berlayar
Masak sebiji di dalam peti
Hutang emas dapat dibayar
Hutang budi dibawa mati

Menanam kelapa di Pulau Bukum
Tinggi sedepa sudah berbuah
Adat bermula dengan hukum
Hukum bersandar di Kitabullah

4. Pantun Nasib/Dagang
»»Contoh:
Sin karak kotanya tinggi
Asam pauk dari seberang
Semua orang aku tangisi
Karna jauh dirantau orang

5. Pantun Jenaka
»»Contoh:
Elok rupanya pohon belimbing
Tumbuh dekat pohon mangga
Senang rupanya berkawan sumbing
Biar parah tertawa juga

6. Pantun Teka-Teki
»»Contoh:
Kalau puan-puan cerana
Ambil gelas di dalam pet
iKalau tuan bijak laksana
Binatang apa tanduk di kaki

 Burung bangau di batu cadas
Kupu-kupu sudah cukup umur
Kalau engkau memang cerdas
Dulu mana ayam dan telur